Namaku CINTA..
Bersyukur masih bisa menikmati indahnya panorama pagi dan senyum tulus yang selalu mengembang dari dasar hati
Pagi yang selalu meneteskan titik embun kemudian perlahan luruh dan menjelma menjadi sebuah cahaya
Pagi pula yang membangunkan mimpi dan menghempaskan segenap ragaku diantara buai semu tentangmu
Dan pagi yang membangkitkan inspirasi ditemani hangatnya kopi kesukaanku
Tapi,
Hmmm.. seperti ada yang kurang tanpa sosok matahari pagi ini, sama kurangnya dengan sosokmu yang mulai menjauh
Sosok yang benar-benar mengerti akan kebutuhanku, dia adalah ladang saat dimana musim berganti namun tidak pernah kering memberi dengan sepenuh kasih
Matahari juga yang telah membuka mataku akan keindahan dunia percintaan dan dengan fasih aku dapat melantunkan syair tentangmu
Syair-syair Asmarandana dan syair penyayat hati adalah bagian dari nafas hidupku..
Aku pernah memaksanya untuk menuliskan sedikit syair untukku dan dia berkata "oke, beri aku waktu"
Dengan bersusah payah dia bisa menjawab tantanganku..
Tapi pada akhirnya dia menyerah dan berkata "ini bukan duniaku"
Aku bersorak dalam hati.. "horee, aku pemenangnya" dan dia menepuk pundakku "lanjutkan apa yang telah menjadi mimpimu"
Sekian purnama berganti dan bulan pun telah berlalu sedikit meninggalkan jejak tentangmu
Tangan ini tetap tak mampu menghentikan laju dalam selebaran putih, molekul dalam tubuhku pun tak kalah hebat ikut bereaksi
Aku masih mengembara menemukan segelintir makna pada setiap frasa yang tertuang diantara rindu yang bersenandung riang
Kehilangan matahari membuatku seperti kehilangan arah dalam menapaki setiap anak tangga menuju hatimu
Namun CINTA akan selalu kuat berpijar hingga langkah ini nantinya akan mencapai puncak tangga seperti kata matahari..
Apakah sama dengan apa yang akan kucapai pada cintamu?..
Entahlah.. aku tak ingin berandai, aku masih menikmati segala pesona yang kau pancarkan dari jauh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar