Sabtu, 07 April 2012

menjauhi nafsu, melebur diri kedalamnya



Cintaku telah mati sebelum terlahir!..

Aku merasa ngeri pada diriku sendiri. Aku mulai menyadari, bahwa setelah berminggu-minggu aku mampu menguasai diri, kini hasrat jiwaku kembali bergetar, mendesak ibarat magma gunung berapi dan gempa bumi yang siap meletup, dan bila itu terjadi aku tak tahu lagi, bagaimana aku harus mengendalikan perasaan ini.

Siapa sebenarnya dia? Kenapa sosoknya begitu mengangguku akhir-akhir ini. Mengisi ruang kosong dikepalaku, memaksaku memikirkannya dalam 24 jam keseharianku. Padahal berdiam diri dengannya selama beberapa jam saja tak cukup untukku nikmati. Hanya tatapan tak berkedip yang sempat aku tangkap ketika pertama kali kami bertemu entah di dunia apa namanya. Dan setelah pertemuan didunia yang tak kutahu namanya itu, aku jadi semakin memikirkannya. 


“Cinta tak akan kita temukan pada sosok orang lain, melainkan didalam diri kita sendiri. Kita hanya perlu membangkitkannya. Namun untuk membangkitkan cinta, kita butuh kehadiran orng lain. Jagad raya akan bermakna kalau ada orang lain tempat kita berbagi segenap perasaan kita. Ku harap aku menemukannya pada dirimu”

Mengapa serasa ada alarm yang berdering-dering memperingatkan hatiku. Mungkinkah karena dia juga merasakan hal yang sama. Rasa seperti yang aku rasa. Mustahil!!!.. Tapi tatapan itu ? Atau hanya aku saja yang salah mengartikan tatapan mata itu. Lalu bagaimana dengan kata-kata yang pernah dilontarkan padaku? Apakah itu ungkapan cinta?..Atau lagi-lagi aku salah mengartikan semua ini?..

Aku bergidik. Ngeri dengan pertanyaan yang bermunculan dibenakku. Aku tak bisa begini. Ada seseorang yang sudah mengikatku (lelakiku disurga sana), bagaimana bisa aku memikirkan laki-laki lain. Stop it!... Sudahlah. Aku mencoba menepis angan-angan dan mulai memikirkan panas matahari, ataupun hangatnya sinar rembulan, ehmmm hari yang melelahkan. Lembur yang tak ada habisnya. Hingga akhir pekan di salah satu ruangan rumah sakit tempat ku biasa dirawat. Aku tak ingin lagi memikirkannya.

“Nafsu sering kali membuat orang sulit berpikir, tak mau makan, sulit tidur, malas bekerja dan kehilangan rasa damai. Banyak orang yang takut pada sosoknya. Karena setiap kali nafsu itu muncul dia akan menghancurkan apa saja yang dilaluinya

Tak seorang pun menginginkan hidupnya kacau. Itu sebabnya banyak orang yang yang mati-matian mengekang ancaman nafsunya, dan berhasil menjaga tegaknya sebuah bangunan yang sesungguhnya keropos dan lapuk.

Tetapi ada yang berpandangan lain, tanpa berpikir panjang mereka menyerah dan takluk pada kekuatan nafsu, seraya berharap akan menemukan solusi bagi seluruh masalah dikehidupan mereka. Mereka bergantung pada orang lain untuk kebahagiaan hatinya, dan tak segan menyalahkan orang lain manakala hatinya gundah. Jiwa mereka melambung keawang-awang jika mendapatkan kesukaan, namun dengan mudah akan berputus asa jika harapannya tak terpuaskan.

"Mana sesungguhnya sikap yang lebih berbahaya, menjauhi nafsu atau meleburkannya diri kedalamnya?

Entahlah,
Aku tak tahu.. 
Tapi sampai saat ini aku masih merindukannya...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar