Minggu, 16 Oktober 2011

Tak lagi merindukanmu


Mentari pecah di heningnya pagi
Membawa kakimu menjauh dari sisiku
Tanpa ucap cinta ataupun perpisahan
Kemudian kau hilang dari pandangan



Dan kini,
Tapak rindu itu harus kukenang sendiri


Tak ada lagi tatap sendu mataku dan matamu
Tak ada lagi tawa meski kucari kedermaga dan ke seribu kota
Karena waktu telah menisbikan semuanya


Kau pergi, kau hilang..

Hilang bersama cinta dan kasihmu






Aku padam dikhianati keadaan
Menyerah, meratap dan berharap
Dilempar lemparkan praduga tanpa sebab
Hingga labirin sunyi menyekap rasa sakitku


Dan kini, ratusan hari sudah
Ribuan hari juga sudah
Tapi rembulan tak jua membawamu pulang
Tak sedetikpun meski hanya bayanganmu yang datang



Penantianku kelu, hatiku ngilu
Kubasuh cinta dengan air mataku
Rinduku mengharu biru
Berharap bisa kulihat senyummu
Sekali saja
Semenit saja


Meski hari itu kau tak lagi mengenaliku

Cinta ku penuh luka
Cintamu penuh dusta
Namun nestapa ini tak mampu membuangmu dari hatiku






Aku bertahan
Masih mengulur sedikit lagi waktu                                                               


Aku menunggu datangnya keajaiban
Aku menunggu waktu mengalahkan pertahananku
Aku menunggu hari dimana saat itu aku berucap ” aku tak lagi merindukanmu”




Tidak ada komentar:

Posting Komentar